Panaragan jaya adalah sebuah kampong transmigasi umum yang datang kepadanya penduduk dari jawa barat, jawa tengah, dan dan jawa timur. Para transmigran tersebut tidak hanya sekedar datang ke tempat tersebut untuk memperbaiki taraf hidup, akan tetapi berniat untuk memajukan dalam pembangunan Negara umumnya dan lampung pada khususnya. Mereka datang pada tahun 1973 dengan disertai beberapa dari anggota aktif TNI AU, TNI AD, dan anggota BRIMOB. Kampong yang berjarak 7 kilometer dari kecamatan, 54 kilometer dari ibu kota kabupaten lampung utara, 22 kilometer dari kabupaten pebantu dan 126 kilometer dari ibukota provinsi dinamakan kampong panaragan jaya.
Setiba mereka tiba dikampung tersebut, mereka terbagi dengan beberapa wilayah dari dusun I hingga dusun VII. Jumlah penduduk yang tidak kurang dari 400 kk ini mulai mengembangkan dan menata desa yang mereka datangi ini, perjalanan yang menyulitkan hingga tahun 1980-an belum ada kepastian dari program daerah yang mereka kembangkan ini. Beberapa pengembang mulai memberikan motivasi diantaranya benih kelapa hebrida untuk ditanam di sekitar 400-an ha, baru ditahun 1978 benih karet itu mulai ditanam dan menambah inkam penghasilan yang cukup bagi masyarakat.
Kemajuan social dan ekonomi akan berbahaya jika tidak diimbangi dengan agama yang sempurna, beberapa pemuka agama mulai berfikir dan risau akan perkembangan itu, maka berdirilah jamaah pengajian keluarga yang dikelola dari rumah ke rumah, meskipun suasana malam tanpa penerangan listrik mereka tetap bersyukur, rasa syukur itu mereka iringi dengan kegiatan agama yang berkesinambungan. Setelah beberapa lama pengajian berkembang timbullah untuk mencari kegiatan anak-anak seperti belajar al-qur’an dalam bentuk madrasah yang mempunyai kurikulum diniyah yang mengajarkan kitab-kitab fikih dan tauhid serta materi lainnya. Pemikiran dan pola yang dikembangkan ternyata membuat perbedaan dalam mengembangkan pendidikan agama ini, orientasi kehidupan yang berbeda membuat madrasah ini terkubur kembali tidak berjalan dan vakum beberapa tahun.
Pada bulan 24 april tahun 1989, di sekitar suku II kebun agung beberapa para pendiri madrasah silam seperti bapak arif nur ali, bapak hadi sutresno, dan bapak qomaridin mempunyai beberapa gagasan untuk menghidupkan syi’ar islam melalui baca tulis dan kajian keislaman di salah satu rumah penduduk. Beberapa santri berdatangan, kajian pembelajaran dipenuhi dengan ilmu tauhid, fiqih dan filsafat kehidupan dan materi kepanduan. Tidak kurang dari 125 santri belajar di tempat tersebut untuk menimba ilmu melalui program diniyah. Tahun 1990 itulah mulai diadakan pendidikan formil dengan program KMI ( kuliyyatul mu’allimin islamiyyah ) yang berhaluan pada pendidikan modern, program berjalan dengan baik dan sempurna. Beberapa tokoh agama mengabdikan dirinya untuk membangun kemajuan pondok tersebut, hingga dibangun musholla sebagai pusat kegiatan, mulai dari sholat jama’ah dan latihan khithobah ( pidato ) dan kegiatan lainnya. Program pendidikan berjalan santri mulai mengikuti kegiatan pekerjaan yang luar biasa dan bercita-cita jauh ini ternyata kurang mendapat respon dari beberapa kalangan masyarakat, karena pondok berorientasi pada keilmuan bukan pada hal keilmuan itu saja, terjadilah kegoncangan secara kelembagaan dari pada pengasuh yang kurang satu pandangan dan beberapa factor yang membuat perjalanan pendidikan menjadi tidak stabil di tahun 1994, lembaga tersebut vakum dant idak lagi berdaya upaya untyk berbuat pada umat dan bangsa.
LIHAT JUGA DI :
https://www.youtube.com/watch?v=qbOWnybh0jI
Pondok modern al-furqon itulah nama yang sejak awal menjadi ciri khasnya lembaga, tujuan untuk membedakan suatu prinsip yang dalam kehidupan membuat pola menjadi bayangan radikal dan ekstrim, masyarakat yang baru mengenal agama kurang siap dan pendidikan al-furqom belum siap berada di tengah masyarakat yang sangat labil pandangan hidupnya dalam mensikapi prinsip kebenaran. Akhirnya al-furqon hanya sebuah tempat untuk mengaji beberapa anak saja hingga beberapa tahun. Situa tidsk boleh kehilangan tongkat dua kali, si muslim tidak boleh terjerumus dala satu lobang yanfg sama dua kali.
Beberapa tahun merenung dan berfikir serta merintih di hadapan sang ilahi, untuk memberikan yang terbaik dari perjalan ini, ujian sangat berat namun semua diterima dengan penuh kesabaran dan ketabahan, senyum dan harapan selalu ada pada sebagian pendiri, perjuangan tidak pernah akan berhenti, perbuatan untuk agama tidak boleh putus asa, rahmat Alloh akan dekat kepada hamba-hambaNya yang berbuat baik, manusia tidak pernah akan tahu rahasia apa di balik perbuatan Alloh Tuhan sang maha tahu lagi maha pengatur. Prinsip itu tidak pernha hilang, keyakinan itu tidak boleh pudar, semangat beriman senantiasa wajib ditumbuhkan gairah perjuangan harus dipupuk dengan aneka ragam agar menghasilkan karya yang diiringi dengan ridho Alloh SWT. Menunggu kesabaran, menerima kenyataan dan pasrah dengan diiringi usaha itulah yang tidak pernah hilang dalam lubuk.
Ustadz Muhyiddin Pardi, bagian dari pendiri pondok modern al-furqon menepi di sebuah sungai kecil dengan sunyinya malam, gemericiknya air rawa, terkadang terdengar suara binatang yang saling bersambut bersenandung menghibur hamba Tuhan yang mengharap perjalanan esok lebih baik, gedung yang sederhana, rumah yang hamper tiada harganya, ditempati oleh sang ustadz tersebut. Musholla yang kecil, tempat tinggal yang sesak selalu memimpikan kapan akan ada perjalanan indah.
Bulan Juni tahun 2003/2004, waktu sudah berbunyi menandakan getaran hati dan tekad mulai berkumandang dalam hati, antara keyakinan dan harapan, anak-anak desa yang lugu dan mungil seolah menaruh harapan bagi umat, sejak itulah berdiri TK Islam al-Furqondengan santri 24 anak, ibu sundari, ibu lilis miswati, ibu meilina, dan firnani adalah bagian dari pelopor sejarah berdirinya cikal bakal Taman Kanak-Kanak tersebut. 2 tahun kemudian masyarakat menghendaki untuk berdirinya sekolah dasar sebagai lanjutan Taman Kanak-Kanak tersebut,2004/2005 Sekolah Dasar slam Al-Furqon beroperasi, dengan dipacu waktu serta keadaan yang memaksa tahun 2007/2008 berdirilah MTs dan tahun 2010/2011 berdiri Aliyah.
Tuhan Maha Tahu dan Maha Kuasa apa yang harus dilakukan untuk hambaNya, kesabaran tidaklah disia-siakan, seiring perjalanan waktu saat ini lembaga pendidikan yang dibawah naungan Yayasan Istiqomah Islamiyyah berdiri dengan membawa kemaslahatan umat di kampong panaragan jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar