SELAMAT DATANG DI RUMAH ONLINE SYAHID MUJIBUR ROHMAN EL FURQONI

Kamis, 28 November 2019

Surat Cinta Lingkungan untuk Mas Mentri Pendidikan Mr. Nadiem

Surat Cinta Lingkungan untuk Mas Mentri Pendidikan Mr. Nadiem
Oleh: Syahid Mujibur Rohman



.
sebelumya saya ucapkan selamat hari guru nasional
.
Halo Mr. Nadiem Anwar Makarim, BA., M.B.A Mentri Pendidikan dan kebudayaan negeri ini, hari ini 26 November 2019 saya nobatkan sebagai Metri Konservatif dan peduli lingkungan, Perkenalkan saya Syahid Mujibur Rohman, S.Pd seorang guru Biologi di sebuah Madrasah di Provinsi Lampung. Hari ini anda tepat 30 hari menjabat sebagai mentri di Kabinet Indonesia Maju. Saya sangat respon atas pernyataan mas mentri saat pidato Hari Guru Nasional 25 November 2019 kemarin : “Tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas Administratif tanpa manfaat yang jelas”
Sepenggal kalimat tersebut memberikan jawaban atas kegundahan para pemerhati lingkungan khusussnya penggunaaan kertas untuk mengerjakan tugas administrative, sebut saja RPP dan kawan –kawanya. Kita tahu tak mungkin RPP, Silabus dan sebagainya di cetak di hamparan lautan ataupun padang pasir yang luas, dan semua itu akan di cetak di lembaran- lembaran kertas dan tentunya tidak sedikit, mungkin puluhan sampai jutaan ton kertas yang di perlukan dalam membuat perangkat tersebut setiap tahunya di Negara kita yang anda sebut sebagai “kapal yang besar”.
Maaf Mas Mentri, jikalau boleh saya katakana dunia pendidikan kita tidak konservativ akan hal ini (administrative:red) berapa banyak pohon pohon negeri ini yang di tebang dan di jadikan kertas untuk hal tersebut, kami juga mengikuti perkembangan berita bagaimana penebangan hutan secara illegal yang membabi buta. Namuan saya juga mengutip pernyataan Mas Mentri “Kita rubah dari bawah” yaitu penghematan kertas di kementrian yang mas Mentri Pimpin sekarang ini.
Pohon adalah sumber kehidupan yang menghasilkan O2 yang kita gunakan untuk bernafas setiap saat baik mata kita terbuka maupun terpejam. Saya rasa Oksigen lebih manfaat jika di bandingkan dengan tugas administrative tanpa manfaat yang jelas sebagaimana mas Mentri Ungkapkan. Kita bisa hitung kebutuhan kita sebagai manusia akan Oksigen 53 liter/ jam sedangkan pohon memproduksi 15 liter/ jam oksigen, artinya setiap jamnya kita membutuhkan 3 pohon untuk bernafas, ini dalam kebutuhan kita akan oksigen. Sedangkan 1 batang kayu menghasilkan 16 rim kertas, coba bayangkan sama Mas Mentri berapa banyak rim yang di gunakan guru kita di kapal yang besar ini untuk memenuhi tugas administrative ?....
Mengutuip data situs Web https://akuinginhijau.org/ setiap jam, di dunia kehilangan 1.732,5 hektar hutan karena di tebang untuk menjadi bahan baku kertas, sedangkan 1 ton kertas menghasilkan 400 rim atau 200.000 lembar, danan untuk memproduksi 1 ton kertas, dihasislakn 72.200 liter limbah cair. Jika melihat data ini Mas Mentri tunggu apa lagi ayo kita rubah kementria pendidikan yang lebih hijau dan konservatif.
Sebenarnya ingin menulis lebih panjang, namun saya fikir tulisan di atas sudah tersampaikan apa yang menjadi pokok pikiran dan gagasan saya, terimakasih…..

MANUSIA DAN BOTOL PLASTIK


MANUSIA DAN BOTOL PLASTIK
Oleh : Syahid Mujibur Rohman

(dok: Maya Regina El Furqo)

Pagi ini terasa istimewa bagi Kabupaten Bulang Bawang Barat, terlebih untuk generasi masa depan TUBABA anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pagi pagi sekali mereka bangun bersiap ke sekolah untuk menghadiri acara besar mungkin, acara terhebat bagi mereka, karena akan berkumpul dengan saudara-saudara mereka seantero tubaba, tak hanya itu Bapak Ibu Guru juga sibuk mengurus keberangkatan murid-muridnya. Pagi ini ialah pagi tersibuk, akan berkumpul lautan manusia pada 3 titik yang berbeda yakni Kantor Bupati, Lambu Kibang, dan Gunung Agung.
29.600 siswa SD dan SMP berkumpul dengan rasa suka ria karena mendapat botol minum gratis dari Pemkab TUBABA dan kegiatan ini memecahkan REKOR MURI INDONESIA “Pembagian botol minum atau Tumbler terbanyak”. Saya ucapkan Selamat TUBABA memulai kesadaran akan lingkungan kususnya Sampah Plastik.
Manusia dan plastic bagaikan 2 sejoli tak terpisahkan sepanjang hayat. Disitu ada manusia dan di situ juga ada plastic, tiada ada kehidupan di era ini tanpa plastic, bungkus permen yang kita makan, bungkus diterjen yang ibu kita pakai untuk mencuci dan masih banyak lainya.
Sejarah botol plastic baru tahun 1900 an jauh sebelum itu plastic sudah di kenal pada peradapan manusia. Pada perang dunia ke 2 tepatnya tahun 1941 terjadi penelitian tentang plastic dan di temukanya PET (Polyethylene terephthalate) dan PET ini merupakan bahan untuk membuat botol minum bersoda. Pada tahun 1960 kejayaan plastic yang dulunya positif berubah 1800 menjadi negative setelah usai perang kedua usai terlihat puing-puing plastic berserakan di lautan.
Langkah Pemkab TUBABA sudah tepat jika di lihat dari teropong kelestarian lingkungan, tentunya kita wajib memberikan apresiasi langkah baik ini, membangun generasi tubaba yang berkarakter untuk mencintai lingkungan, mencintai kehidupan yang berkelanjutan dan nantinya menjadi Virus kebaikan secara Nasional untuk hal baik seperti ini. Kita tak mungkin mengelak dengan namanya plastic, namun kita bisa lebih bijak dengan plastic.
Penelitian oleh salah satu Universitas di inggris menyebutkan plastic telah membunuh 1000 penyu laut setiap tahunya. Dengan penggunaan Botol Plastik untuk anak sekolah telah memotong tingkat limbah plastic yang serius, dan TUBABA sudah maju selangkah tentang Fenomena ini.

Selamat Atas Pencapaian Program yang sudah di canangkan dan baru saja berjalan 28 November 2019 layak sebagai hari istimewa TUBABA. Namun kita juga harus sama-sama mengontrol dan mengingatkan kepada siswa-siswi kita agar dapat menjaga dan menggunakan apa yang mereka peroleh…

Salam…… “SYAHID”