Surat Cinta Lingkungan untuk Mas Mentri Pendidikan Mr. Nadiem
Oleh: Syahid Mujibur Rohman
.
sebelumya saya ucapkan selamat hari guru nasional
sebelumya saya ucapkan selamat hari guru nasional
.
Halo Mr. Nadiem Anwar Makarim, BA., M.B.A Mentri Pendidikan dan kebudayaan negeri ini, hari ini 26 November 2019 saya nobatkan sebagai Metri Konservatif dan peduli lingkungan, Perkenalkan saya Syahid Mujibur Rohman, S.Pd seorang guru Biologi di sebuah Madrasah di Provinsi Lampung. Hari ini anda tepat 30 hari menjabat sebagai mentri di Kabinet Indonesia Maju. Saya sangat respon atas pernyataan mas mentri saat pidato Hari Guru Nasional 25 November 2019 kemarin : “Tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas Administratif tanpa manfaat yang jelas”
Halo Mr. Nadiem Anwar Makarim, BA., M.B.A Mentri Pendidikan dan kebudayaan negeri ini, hari ini 26 November 2019 saya nobatkan sebagai Metri Konservatif dan peduli lingkungan, Perkenalkan saya Syahid Mujibur Rohman, S.Pd seorang guru Biologi di sebuah Madrasah di Provinsi Lampung. Hari ini anda tepat 30 hari menjabat sebagai mentri di Kabinet Indonesia Maju. Saya sangat respon atas pernyataan mas mentri saat pidato Hari Guru Nasional 25 November 2019 kemarin : “Tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas Administratif tanpa manfaat yang jelas”
Sepenggal kalimat tersebut memberikan jawaban atas kegundahan para pemerhati lingkungan khusussnya penggunaaan kertas untuk mengerjakan tugas administrative, sebut saja RPP dan kawan –kawanya. Kita tahu tak mungkin RPP, Silabus dan sebagainya di cetak di hamparan lautan ataupun padang pasir yang luas, dan semua itu akan di cetak di lembaran- lembaran kertas dan tentunya tidak sedikit, mungkin puluhan sampai jutaan ton kertas yang di perlukan dalam membuat perangkat tersebut setiap tahunya di Negara kita yang anda sebut sebagai “kapal yang besar”.
Maaf Mas Mentri, jikalau boleh saya katakana dunia pendidikan kita tidak konservativ akan hal ini (administrative:red) berapa banyak pohon pohon negeri ini yang di tebang dan di jadikan kertas untuk hal tersebut, kami juga mengikuti perkembangan berita bagaimana penebangan hutan secara illegal yang membabi buta. Namuan saya juga mengutip pernyataan Mas Mentri “Kita rubah dari bawah” yaitu penghematan kertas di kementrian yang mas Mentri Pimpin sekarang ini.
Pohon adalah sumber kehidupan yang menghasilkan O2 yang kita gunakan untuk bernafas setiap saat baik mata kita terbuka maupun terpejam. Saya rasa Oksigen lebih manfaat jika di bandingkan dengan tugas administrative tanpa manfaat yang jelas sebagaimana mas Mentri Ungkapkan. Kita bisa hitung kebutuhan kita sebagai manusia akan Oksigen 53 liter/ jam sedangkan pohon memproduksi 15 liter/ jam oksigen, artinya setiap jamnya kita membutuhkan 3 pohon untuk bernafas, ini dalam kebutuhan kita akan oksigen. Sedangkan 1 batang kayu menghasilkan 16 rim kertas, coba bayangkan sama Mas Mentri berapa banyak rim yang di gunakan guru kita di kapal yang besar ini untuk memenuhi tugas administrative ?....
Mengutuip data situs Web https://akuinginhijau.org/ setiap jam, di dunia kehilangan 1.732,5 hektar hutan karena di tebang untuk menjadi bahan baku kertas, sedangkan 1 ton kertas menghasilkan 400 rim atau 200.000 lembar, danan untuk memproduksi 1 ton kertas, dihasislakn 72.200 liter limbah cair. Jika melihat data ini Mas Mentri tunggu apa lagi ayo kita rubah kementria pendidikan yang lebih hijau dan konservatif.
Sebenarnya ingin menulis lebih panjang, namun saya fikir tulisan di atas sudah tersampaikan apa yang menjadi pokok pikiran dan gagasan saya, terimakasih…..
Sebenarnya ingin menulis lebih panjang, namun saya fikir tulisan di atas sudah tersampaikan apa yang menjadi pokok pikiran dan gagasan saya, terimakasih…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar